RSS
Facebook
Twitter

Selasa, 25 Desember 2012

Mengetahui diri Anda hamil tentu saja membuat Anda menjadi lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi obat obatan. Semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda. Indonesia masih menggunakan kriteria keamanan obat bagi ibu hamil yang dilansir oleh FDA (Food and Drug Administration) sebagai pedoman dalam memberikan obat pada ibu hamil. Pada posting ini saya hanya menampilkan garis-garis besar batasan keamanan obat bagi ibu hamil yang tersusun dalam 5 kategori (kategori A, B, C, D dan X) beserta contoh-contohnya agar diketahui ibu dengan harapan dapat memberikan informasi yang bermanfaat. Kategori-kategori tersebut dibuat berdasarkan ada tidaknya (besar kecilnya) resiko terhadap sistem reproduksi, efek samping dan manfaat yag diharapkan.

Obat Kategori A: adalah golongan obat yang pada studi (terkontrol) pada kehamilan tidak menunjukkan resiko bagi janin pada trimester 1 dan trimester berikutnya. Obat dalam kategori ini amat kecil kemungkinannya bagi keselamatan janin.

Obat Kategori B: adalah golongan obat yang pada studi terhadap sistem reproduksi binatang percobaan tidak menunjukkan resiko bagi janin. Belum ada studi terkontrol pada wanita hamil yang menunjukkan adanya efek samping, kecuali adanya penurunan fertilitas pada kehamilan trimester pertama, sedangkan pada trimester berikutnya tidak didapatkan bukti adanya resiko.

Obat Kategori C: adalah golongan obat yang pada studi terhadap sistem reproduksi binatang percobaan menunjukkan adanya efek samping bagi janin. Sedangkan pada wanita hamil belum ada study terkontrol. Obat golongan ini hanya dapat dipergunakan jika manfaatnya lebih besar ketimbang resiko yang mungkin terjadi pada janin.

Obat Kategoti D: adalah golongan obat yang menunjukkan adanya resiko bagi janin. Pada keadaan khusus obat ini digunakan jika manfaatnya kemungkinan lebih besar dibanding resikonya. Penggunaan obat golongan ini terutama untuk mengatasi keadaan yang mengancam jiwa atau jika tidak ada obat lain yang lebih aman.

Obat Kategori X: adalah golongan obat yang pada studi terhadap binatang percobaan maupun pada manusia menunjukkan bukti adanya resiko bagi janin. Obat golongan ini tidak boleh dipergunakan (kontra indikasi) untuk wanita hamil, atau kemungkinan dalam keadaan hamil.

CONTOH OBAT KATEGORI A
(nama generik):
- Ascorbic acid (vitamin C) *masuk kategori C jika dosisnya melebihi US RDA*,
- Doxylamine, Ergocalciferol *masuk kategori D jika dosisnya melebihi US RDA*,
- Folic acid *masuk kategori C jika dosisnya melebihi 0,8 mg per hari*,
- Hydroxocobalamine *masuk kategori C jika dosisnya melebihi US RDA*,
- Liothyronine, Nystatin vaginal sup *masuk kategori C jika digunakan per oral dan topikal*,
- Pantothenic acid *masuk kategori C jika dosisnya melebihi US RDA*,
- Potassium chloride, Potassium citrate, Potassium gluconate, Pyridoxine (vitamin B6), Riboflavin *masuk kategori C jika dosisnya melebihi US RDA*,
- Thiamine (vitamin B1) *masuk kategori C jika dosisnya melebihi US RDA*,
- Thyroglobulin, Thyroid hormones, Vitamin D *masuk kategori D jika dosisnya melebihi US RDA*,
- Vitamin E *masuk kategori C jika dosisnya melebihi US RDA*.

CONTOH OBAT KATEGORI B
(nama generik):
- Acetylcysteine, Acyclovir, Amiloride *masuk kategori D jika digunakan untuk hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan*
- Ammonium chloride, Ammonium lactate *topical*,
- Amoxicillin, Amphotericin B, Ampicillin, Atazanavir, Azatadine, Azelaic acid, Benzylpenicillin, Bisacodyl, Budesonide *inhalasi, nasal*,
- Buspiron, Caffeine, Carbenicillin, Camitine, Cefaclor, Cefadroxil, Cefalexin, Cefalotin, Cefamandole, Cefapirin, Cefatrizine, Cefazolin, Cefdinir, Cefditoren, Cefepime, Cefixime, Cefmetazole, Cefonicid, Cefoperazone, Ceforanide, Cefotaxime, Cefotetan disodium, Cefoxitin, Cefpodoxime, Cefprozil, Cefradine, Ceftazidime, Ceftibuten, Ceftizoxime, Ceftriaxone, Cefuroxime, Cetirizine, Chlorhexidine *mulut dan tenggorokan*,
- Chlorpenamine, Chlortalidone *masuk kategori D jika digunakan untuk hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan*,
- Ciclacillin, Ciclipirox, Cimetidine, Clemastine, Clindamycin, Clotrimazole, Cloxacillin, Clozapine, Colestyramine, dan masih banyak lagi.

CONTOH OBAT KATEGORI C
(nama generik):
Acetazolamide, Acetylcholine chloride, Adenosine, Albendazole, Albumin, Alclometasone, Allopurinol, Aluminium hydrochloride, Aminophylline, Amitriptyline, Amlodipine, Antazoline, Astemizole, Atropin, Bacitracin, Beclometasone, Belladonna, Benzatropine mesilate, Benzocaine, Buclizine, Butoconazole, Calcitonin, Calcium acetate, Calcium ascorbate, Calcium carbonate, Calcium chloride, Calcium citrate, Calcium folinate, Calcium glucoheptonade, Calcium gluconate, Calcium lactate, Calcium phosphate, Calcium polystyrene sulfonate, Capreomycin, Captopril, Carbachol, Carbidopa, Carbinoxamine, Chloral hydrate, Chloramphenicol, Chloroquine, Chlorothiazide, Chlorpromazine, Choline theophyllinate, Cidofovir, Cilastatin, Cinnarizine, Cyprofloxacin, Cisapride, Clarithromycin, Clinidium bromide, Clonidine, Co-trimoxazole, Codeine, Cyanocobalamin, Deserpidine, Desonide, Desoximetasone, Dexamethasone, Dextromethorphan, Digitoxin, Digoxin, Diltiazem, Dopamine, Ephedrine, Epinephrine, Fluconazole, Fluocinolone, Fosinopril, Furosemide, Gemfibrozil, Gentamicin, Glibenclamide, Glimepiride, Glipizide, Griseofulvin, Hydralazine, Hydrocortisone, Hyoscine, Hyoscyamine, Isoniazid, Isoprenaline, Isosorbid dinitrate, Ketoconazole, Ketotifen fumarate, Magaldrate, Mefenamic acid, Methyl prednisolone, dan masih banyak lagi.

CONTOH OBAT KATEGORI D
(nama generik):
Amikacin, Amobarbital, Atenolol, Carbamazepine, Carbimazole, Chlordizepoxide, Cilazapril, Clonazepam, Diazepam, Doxycycline, Imipramine, Kanamycin, Lorazepam, Lynestrenol, Meprobamate, Methimazole, Minocycline, Oxazepam, Oxytetracycline, Tamoxifen, Tetracycline, Uracil, Voriconazole dan masih banyak lagi.
 
CONTOH OBAT KATEGORI X
(nama generik):
Acitretin, Alprotadil *parenteral*, Atorvastatin, Bicalutamide, Bosentan, Cerivastatin disodium, Cetrorelix, Chenodeoxycholic acid, Chlorotrianisene, Chorionic gonadotrophin, Clomifen, Coumarin, Danazol, Desogestrel, Dienestrol, Diethylstilbestrol, Dihydro ergotamin, Dutasteride, Ergometrin, Ergotamin, Estazolam, Etradiol, Estramustine, Estriol succinate, Estrone, Estropipate, Ethinyl estradiol, Etretinate, Finasteride, Fluorescein *parenteral*, Flurouracil, Fluoxymesterone, Flurazepam, Fluvastatin, Floritropin, Ganirelix, Gestodene, Goserelin, Human menopausal gonadotrophin, Iodinated glycerol, Isotretinoin, Leflunomide, Leuprorelin, Levonorgestrel, Lovastatin, Medrogestrone, Medroxyprogesterone, Menotrophin, Mestranol, Methotrexate, Methyl testosterone, Mifeprestone, Miglustat, Misoprostol, Nafarelin, nandrolone, Nicotine *po*, Norethisterone, Noretynodrel, Norgestrel, Oxandrolone,Oxymetholone, Oxytocin, Pravastatin, Quinine, Raloxifene, Ribavirin, Rosuvastatin, Simvastatin, Stanozolol, Tazarotene, Temazepam, tetosterone, Thalidomide, Triazolam, Triproretin, Urofolitropin, Warfarin.

Dari uraian di atas, obat-obat pereda nyeri seperti: asam mefenamat 500 mg (merk dagang misalnya: Ponstan, Ponstelax, Stanza, Opistan, dll) adalah obat Kategori B pada kehamilan yang artinya AMAN

Jumat, 21 Desember 2012

TORCH, Kenali Dan Waspadai

Anda mungkin sudah pernah mendengar atau tak asing lagi dengan istilah TORCH. Infeksi TORCH masih menjadi momok bagi setiap kehamilan karena dapat menyebabkan kecacatan bahkan kematian pada sang janin. TORCH merupakan kependekan dari Toksoplasma, Rubella, Cytomegalovirus (CMV), dan Herpes. Nama infeksi penyakit ini menggambarkan virus maupun parasit yang menyebabkan infeksi tersebut.

 

 

Toksoplasmosis

Toksoplasmosis disebabkan oleh infeksi parasit Toksoplasma gondii, banyak ditemukan pada daging hewan yang terinfeksi, kotoran dan bulu hewan peliharaan. Penyakit ini hanya terjadi bila infeksi toksoplasma akut terjadi selama kehamilan. Toksoplasmosis dapat menyebabkan keguguran, bayi lahir cacat atau mati. Untuk pencegahan lakukan deteksi sedini mungkin saat Anda terdiagnosis hamil, hindari makan-makanan daging yang dimasak tidak matang, kurangi kontak dengan hewan peliharaan berbulu, jangan biarkan peliharaan memakan tikus atau bangkai.
Saat ini pemeriksaan penyakit ini menjadi lebih canggih. Pemeriksaan kordosintesis dan amniosintesis dapat mengetahui sedini mungkin toksoplasmosis melalui komponen janin yaitu darah atau cairan ketuban. Ibu yang terinfeksi penyakit ini harus mendapatkan terapi yang sesuai oleh dokter.

 

Rubella

 Infeksi rubella disebabkan oleh virus Rubella, juga dikenal dengan campak jerman, menyerupai campak, namun bercaknya terlihat lebih kasar. Infeksi rubella pada kehamilan tiga bulan pertama dapat menyebabkan kelainan bawaan (sindroma kongenital) yang sangat buruk. Kelainan bawaan yang paling sering ialah, kelainan jantung, katarak, retinitis (radang pada retina), dan ketulian. Oleh karena itu,  infeksi pada tiga bulan pertama kehamilan memberi pilihan untuk pengakhiran kehamilan (aborsi). Penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian vaksinasi kepada ibu.

 

Cytomegalovirus (CMV)

Disebabkan oleh virus dengan nama yang sama. Di Amerika CMV merupakan penyebab utama infeksi selama kehamilan (diperkirakan 0,5-2% dari seluruh bayi baru lahir). Gejala yang tampak seperti mikrosefali (ukuran kepala lebih kecil dari normal), ikterus (kulit warna kekuningan), hepatosplenomegali (pembesaran hati-limpa), hingga kematian. Pada 10-15 % bayi yang terinfeksi tidak menimbulkan gejala, namun akan timbul gejala setelah 1-2 tahun kemudian seperti, keterbelakangan mental, gangguan pendengaran dan penglihatan, serta gangguan perkembangan sistem saraf lainnya. Oleh sebab itu, CMV disebut sebagai penyebab utama kerusakan sistem susunan saraf pusat pada anak-anak.
Diagnosis CMV dapat diketahui dengan pemeriksaan darah ibu. Pengobatan yang memuaskan belum sepenuhnya ditemukan, biasanya dokter memberikan golongan antivirus sebagai pengobatan. Oleh karena itu, bila CMV terdiagnosis dini sebelum 20 minggu dapat dipertimbangkan untuk menghentikan kehamilan.

 

Herpes

Disebabkan oleh virus Herpes simplex. Penyakit ini dapat menyebabkan bayi lahir mati atau mati beberapa saat setelah dilahirkan. Biasa ditemukan pada ibu yang menderita herpes, terutama yang memiliki vesikel (seperti lepuh) dibagian kemaluan dan bersifat nyeri. Pencegahan dapat dilakukan dengan persalinan melalui seksio sesaria, sehingga janin terlindung dari kontak dengan cairan vesikel yang pecah saat persalinan.
Maka dari itu, sedini mungkin kita kenali dan deteksi infeksi TORCH dengan melakukan konsultasi kepada dokter, agar ibu terbebas dari TORCH sehingga lahirlah seorang bayi sehat yang lucu dan menggemaskan

Rabu, 05 Desember 2012

Plasenta (bahasa Jawa: ari-ari) adalah jaringan yang terbentuk di dalam rahim selama kehamilan. Plasenta berfungsi membawa makanan dan oksigen dari ibu ke janin dan membuang produk limbah dan karbon dioksida dari janin ke ibu melalui tali pusat.
Plasenta biasanya terbentuk di sepanjang bagian atas rahim. Pada plasenta previa, plasenta melekat di dekat atau menutupi serviks (pembukaan rahim yang mengarah ke vagina). Hal ini dapat mengganggu proses kelahiran bayi karena plasenta menutupi jalan lahir. Ada tiga jenis plasenta previa:
  • Plasenta previa lengkap (total): pembukaan serviks internal benar-benar tertutup plasenta.
  • Plasenta previa parsial: pembukaan serviks internal sebagian tertutup plasenta.
  • Plasenta previa marginal: plasenta di tepi pembukaan serviks internal.
Plasenta previa terjadi pada sekitar satu dari setiap 200 kelahiran hidup.

 

Gejala

Gejala plasenta previa yang paling umum adalah perdarahan vagina yang berwarna merah muda, terutama pada trimester ketiga kehamilan. Perdarahan sedikit dan sesekali mungkin terjadi selama trimester pertama dan kedua. Pendarahan biasanya tidak disertai rasa sakit, walaupun kram rahim mungkin terjadi pada beberapa wanita. Sebagian wanita tidak mengalami perdarahan sama sekali.
Perdarahan dapat terjadi bila plasenta terlepas dari dinding rahim. Pada trimester ketiga dinding rahim menjadi lebih tipis dan meregang untuk mengakomodasi janin. Plasenta yang melekat sangat rendah pada dinding rahim yang kian menipis dapat dan meregang dapat terlepas dari dinding rahim, yang menyebabkan perdarahan. Persalinan mungkin harus dipercepat melalui operasi caesar bila jumlah perdarahan banyak dan umur janin sudah mencukupi.

 

Penyebab

Penyebab plasenta previa tidak diketahui, tetapi risikonya meningkat pada wanita yang:
  • Memiliki sel telur yang melekat sangat rendah di dalam rahim
  • Memiliki masalah lapisan rahim (endometrium) seperti fibroid atau kondisi lain
  • Memiliki parut di dinding uterus dari kehamilan sebelumnya (plasenta previa sebelumnya, kuret, operasi rahim, bedah caesar atau aborsi).
  • Kehamilan ganda (kembar). Kemungkinan plasenta previa dua kali lipat pada kehamilan ini.
  • Pernah beberapa kali hamil sebelumnya. Kemungkinan mengembangkan previa placenta meningkat menjadi 5% pada wanita yang pernah hamil 6 kali atau lebih.
  • Merokok atau menggunakan kokain.
  • Berusia di atas usia 30 tahun. Risiko pengembangan plasenta previa adalah 3 kali lebih besar pada wanita di atas 30 tahun dibandingkan pada wanita di bawah 20 tahun.
  • Memiliki plasenta previa pada kehamilan sebelumnya.

 

Diagnosis

Sebagian besar kasus plasenta previa teridentifikasi dengan USG rutin selama kehamilan. USG dapat menunjukkan lokasi plasenta dan berapa banyak yang menutupi leher rahim. Meskipun USG mungkin menunjukkan plasenta terletak rendah di awal kehamilan, sebagian besar plasenta bergerak ke atas dan menjauhi leher rahim ketika rahim mengembang. Hal ini disebut migrasi plasenta, yang biasa terjadi pada diagnosis plasenta previa sampai dengan minggu ke-20 kehamilan.

 

Risiko bahaya

Risiko terbesar plasenta previa adalah perdarahan.  Semakin banyak plasenta yang menutupi serviks, semakin besar risiko perdarahan. Syok dan kematian ibu dapat terjadi jika perdarahan berlebihan. Risiko lainnya adalah sebagai berikut:
  • Memperlambat pertumbuhan janin akibat suplai darah tidak mencukupi
  • Kelahiran prematur
  • Kelahiran cacat
  • Infeksi dan pembentukan bekuan darah
  • Anemia janin

 

Penanganan

Tidak ada pengobatan untuk mengubah posisi plasenta. Bila posisi plasenta tetap menghalangi jalan lahir sampai saat kelahiran, dokter akan menyarankan Anda untuk menjalani operasi caesar.

Selama kehamilan, produksi insulin harus ditingkatkan. Pada beberapa wanita peningkatan ini tidak cukup sehingga menyebabkan pengaturan gula darahnya memburuk. Gula darahnya menjadi terlalu tinggi, terutama setelah makan. Peningkatan gula darah yang tinggi ini menggambarkan kondisi yang disebut diabetes kehamilan (gestational diabetes).

 

Bahaya diabetes kehamilan

Diabetes kehamilan berisiko menimbulkan komplikasi kehamilan yang membahayakan ibu hamil dan bayinya. Risiko komplikasi bagi ibu hamil mencakup hipertensi kehamilan (pre-eklamsia), edema (pembengkakan), cairan ketuban terlalu banyak, melahirkan bayi lebih besar dari ukuran normal (makrosomia) dan persalinan prematur. Potensi risiko untuk bayinya termasuk penyakit kuning, gula darah rendah dan kesulitan bernafas saat lahir.
Bayi yang ibunya terkena diabetes kehamilan cenderung memiliki berat badan besar karena dia harus membuat insulin ekstra untuk mengontrol gula darah yang tinggi, sehingga cadangan lemak dan jaringannya besar. Hal ini dapat membuat proses kelahirannya sulit dan seringkali harus melalui operasi caesar. Bayi tersebut juga dapat memiliki gula darah rendah (hipoglikemia) setelah lahir karena tingkat insulin tubuhnya yang tinggi. Beberapa studi menunjukkan bahwa bayi yang lahir dari ibu yang menderita diabetes kehamilan lebih berisiko terkena diabetes tipe 2 dan obesitas di usia dewasanya.

 

Penyebab dan faktor risiko

Penyebab diabetes kehamilan diduga karena kebutuhan insulin yang meningkat sampai 2-3 kali lebih tinggi selama kehamilan. Di sisi lain, sejumlah hormon yang diperlukan untuk mendorong pertumbuhan janin bertindak berlawanan dengan insulin. Jika efek hormon-hormon melebihi kemampuan ibu untuk memproduksi insulin yang cukup, kadar glukosa darah akan meningkat.
Wanita yang hamil pada usia di atas 30 tahun berisiko lebih tinggi terkena gangguan ini. Faktor risiko lain adalah keturunan (terutama bila orang tua atau saudara kandungnya memiliki diabetes tipe 1 atau tipe 2), kelebihan berat badan (BMI lebih dari 25 kg/m2), pernah menderita diabetes kehamilan sebelumnya, dan riwayat penyakit sindrom ovarium polikistik (PCO).

 

Gejala

Diabetes kehamilan biasanya tidak menimbulkan gejala apapun. Bila ada gejala, keluhan yang mungkin dirasakan adalah gejala umum diabetes seperti rasa haus terus-menerus, sering buang air kecil, dan cepat lelah.

 

Diagnosis

Bila Anda termasuk dalam kelompok berisiko dan dicurigai mengembangkan diabetes kehamilan, pada usia kehamilan 24 s.d. 30 minggu dokter mungkin akan meminta Anda menjalani skrining yang disebut tes tantangan glukosa (glucose challenge test). Dalam tes ini Anda diminta meminum cairan manis (larutan glukosa) dan diambil sampel darah Anda satu jam kemudian.
Jika bacaan glukosa darah Anda tinggi, Anda mungkin diminta menjalani pemeriksaan lanjutan yang disebut tes toleransi glukosa (glucose tolerance test) pada hari lain untuk mengkonfirmasi diagnosis. Dalam tes ini, Anda akan diminta mengkonsumsi minimal 150 mg karbohidrat selama tiga hari dan kemudian berpuasa selama 14 jam. Sampel darah Anda lalu akan diambil untuk mengukur kadar glukosa darah puasa. Selanjutnya, Anda akan diminta meminum cairan manis dengan volume lebih besar atau konsentrasi lebih pekat dari yang Anda minum dalam tes skrining. Sampel darah Anda kemudian akan diambil dan dites setiap jam selama tiga jam berikutnya. Hasil kedua tes itu akan memastikan apakah Anda terkena diabetes kehamilan.

 

Pengelolaan

Diabetes kehamilan adalah jenis diabetes temporer yang menghilang sendiri setelah bayi lahir. Selama kehamilan, diabetes dapat dikelola melalui diet dan olahraga, di antaranya:
  • Meningkatkan jumlah latihan rendah impak yang aman seperti berenang, berjalan atau senam kehamilan
  • Menjaga jumlah lemak yang Anda makan
  • Mengurangi asupan garam
  • Menambah porsi buah dan sayuran dalam makan sehari-hari.
Pengukuran gula darah teratur juga diperlukan untuk memastikan kadarnya tidak melonjak terlalu tinggi, terutama setelah makan. Jika kadar gula darah tetap tinggi, Anda mungkin perlu mendapatkan suntikan insulin.

 

Pencegahan

Kelebihan berat badan merupakan faktor risiko utama diabetes kehamilan. Anda yang berberat badan di atas normal dianjurkan untuk menurunkan berat badan sebelum kehamilan. Faktor risiko lain seperti keturunan, usia dan riwayat penyakit adalah hal yang di luar kontrol Anda.

Kanker payudara merupakan kanker yang sering dialami perempuan saat kehamilan berlangsung dan setelah melahirkan, yakni sekitar 1 dari 3.000 kehamilan. Sekitar 3 persen dari seluruh kasus kanker payudara didapatkan pada saat kehamilan. Rata-rata usia  pasien yang didiagnosis kanker payudara karena kehamilan adalah sekitar 32-38 tahun.

Seiring perkembangan zaman, makin banyak perempuan yang memutuskan untuk menunda mempunyai anak. Oleh karena risiko kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia perempuan, maka bisa terjadi peningkatan kasus di masa yang akan datang.

Sebagai gambaran, kanker payudara merupakan kanker yang umum dialami perempuan Kanada. Seperempat dari kasus yang ada didiagnosis pada saat periode premenopause. Jika pada usia 25  kanker payudara didapatkan pada 1/20.000 wanita, maka angka ini meningkat menjadi 1/1.000 pada dekade ketiga, 1/500 pada dekade keempat, dan 1/300 pada dekade kelima. Sebagian besar publikasi kasus kanker payudara pada kehamilan melaporkan prevalensi sebesar 3 per 10.000 kehamilan.

Hingga sekarang, Indonesia belum memiliki badan atau institusi registrasi kanker seperti di negara maju. Yang kita miliki adalah registrasi patologi kanker yang dijalankan oleh Asosiasi Patologi Anatomi Indonesia berkolaborasi dengan Yayasan Kanker Indonesia. Dikarenakan Indonesia belum memiliki registrasi kanker yang baik, Departemen Kesehatan mengasumsikan bahwa insiden kanker adalah 100 per 100.000 individu.

Kanker payudara menempati urutan kedua setelah kanker serviks di Indonesia. Hampir semua laporan menyatakan bahwa tingkat keberhasilan hidup lebih rendah pada kanker payudara akibat kehamilan. Akan tetapi, ketika pasien dengan kanker payudara akibat kehamilan dievaluasi dengan kontrol yang tidak hamil, ternyata angka bertahan hidup tidak berbeda, setidaknya untuk stadium awal.

Secara umum, kanker payudara akibat kehamilan memberi gambaran prognosis yang lebih buruk karena biasanya dikaitkan dengan gambaran penyakit dengan stadium yang sudah lanjut saat diketahui.

Yang belum diketahui apakah hal ini terjadi karena kehamilan sehingga menyebabkan bertambah agresifnya pertumbuhan sel kanker, atau karena keterlambatan diagnosis akibat perubahan payudara saat kehamilan yang menyebabkan diagnosis menjadi sukar ditegakkan ataukah kombinasi dari keduanya.

Sebuah studi populasi yang dilakukan di negara barat memberikan hasil yang tak konsisten antara laktasi dan risiko kanker payudara. Akan tetapi, studi-studi yang dilakukan di Cina dan Jepang dimana terdapat prevalensi yang tinggi terhadap laktasi lama, membuktikan bahwa risiko kanker payudara berkurang jika melakukan laktasi selama 1,5 hingga 2 tahun.

Siapa saja yang berisiko ?

Setiap perempuan mengalami perubahan hormon dalam hidupnya akibat berbagai hal. Perubahan hormon ini dapat menyebabkan perubahan pada payudara. Perubahan hormon yang terjadi saat kehamilan mungkin dapat mempengaruhi risiko kanker payudara di masa mendatang.

Berikut ini adalah beberapa faktor akibat kehamilan yang diketahui mengurangi dan meningkatkan risiko kanker payudara di masa yang akan datang:

1. Semakin muda usia seorang perempuan saat melahirkan anak pertamanya, semakin rendah risiko mengidap kanker payudara selama hidupnya. Ini berlaku bagi para wanita yang memiliki anak sebelum usia 20 tahun.

2. Seorang perempuan yang mempunyai anak setelah usia 35 tahun berisiko dua kali  lebih besar mengidap kanker payudara dibanding bila mempunyai anak sebelum usia 20 tahun.

3. Mempunyai lebih dari satu anak dapat mengurangi risiko kanker payudara.

4. Setelah kehamilan, aktivitas menyusui dalam kurun waktu lama sekitar 1,5 - 2 tahun dapat mengurangi risiko kanker payudara.

5. Setelah seorang wanita melahirkan, risiko mengidap kanker payudara untuk sementara meningkat hingga beberapa tahun ke depan.

6. Pada anak yang mendapatkan menstruasi pertamanya di bawah usia 12 tahun berisiko lebih tinggi terkena kanker payudara

7. Wanita dewasa yang masa menopausenya lambat (lebih dari 55 tahun) berisiko lebih tinggi terkena kanker payudara

8. Para wanita menopause yang memiliki berat badan berlebih (obesitas) cenderung memiliki risiko kanker payudara yang lebih tinggi.Kanker payudara merupakan kanker yang sering dialami perempuan saat kehamilan berlangsung dan setelah melahirkan, yakni sekitar 1 dari 3.000 kehamilan. Sekitar 3 persen dari seluruh kasus kanker payudara didapatkan pada saat kehamilan. Rata-rata usia  pasien yang didiagnosis kanker payudara karena kehamilan adalah sekitar 32-38 tahun.

Seiring perkembangan zaman, makin banyak perempuan yang memutuskan untuk menunda mempunyai anak. Oleh karena risiko kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia perempuan, maka bisa terjadi peningkatan kasus di masa yang akan datang.

Sebagai gambaran, kanker payudara merupakan kanker yang umum dialami perempuan Kanada. Seperempat dari kasus yang ada didiagnosis pada saat periode premenopause. Jika pada usia 25  kanker payudara didapatkan pada 1/20.000 wanita, maka angka ini meningkat menjadi 1/1.000 pada dekade ketiga, 1/500 pada dekade keempat, dan 1/300 pada dekade kelima. Sebagian besar publikasi kasus kanker payudara pada kehamilan melaporkan prevalensi sebesar 3 per 10.000 kehamilan.

Hingga sekarang, Indonesia belum memiliki badan atau institusi registrasi kanker seperti di negara maju. Yang kita miliki adalah registrasi patologi kanker yang dijalankan oleh Asosiasi Patologi Anatomi Indonesia berkolaborasi dengan Yayasan Kanker Indonesia. Dikarenakan Indonesia belum memiliki registrasi kanker yang baik, Departemen Kesehatan mengasumsikan bahwa insiden kanker adalah 100 per 100.000 individu.

Kanker payudara menempati urutan kedua setelah kanker serviks di Indonesia. Hampir semua laporan menyatakan bahwa tingkat keberhasilan hidup lebih rendah pada kanker payudara akibat kehamilan. Akan tetapi, ketika pasien dengan kanker payudara akibat kehamilan dievaluasi dengan kontrol yang tidak hamil, ternyata angka bertahan hidup tidak berbeda, setidaknya untuk stadium awal.

Secara umum, kanker payudara akibat kehamilan memberi gambaran prognosis yang lebih buruk karena biasanya dikaitkan dengan gambaran penyakit dengan stadium yang sudah lanjut saat diketahui.

Yang belum diketahui apakah hal ini terjadi karena kehamilan sehingga menyebabkan bertambah agresifnya pertumbuhan sel kanker, atau karena keterlambatan diagnosis akibat perubahan payudara saat kehamilan yang menyebabkan diagnosis menjadi sukar ditegakkan ataukah kombinasi dari keduanya.

Sebuah studi populasi yang dilakukan di negara barat memberikan hasil yang tak konsisten antara laktasi dan risiko kanker payudara. Akan tetapi, studi-studi yang dilakukan di Cina dan Jepang dimana terdapat prevalensi yang tinggi terhadap laktasi lama, membuktikan bahwa risiko kanker payudara berkurang jika melakukan laktasi selama 1,5 hingga 2 tahun.

Siapa saja yang berisiko ?

Setiap perempuan mengalami perubahan hormon dalam hidupnya akibat berbagai hal. Perubahan hormon ini dapat menyebabkan perubahan pada payudara. Perubahan hormon yang terjadi saat kehamilan mungkin dapat mempengaruhi risiko kanker payudara di masa mendatang.

Berikut ini adalah beberapa faktor akibat kehamilan yang diketahui mengurangi dan meningkatkan risiko kanker payudara di masa yang akan datang:

1. Semakin muda usia seorang perempuan saat melahirkan anak pertamanya, semakin rendah risiko mengidap kanker payudara selama hidupnya. Ini berlaku bagi para wanita yang memiliki anak sebelum usia 20 tahun.

2. Seorang perempuan yang mempunyai anak setelah usia 35 tahun berisiko dua kali  lebih besar mengidap kanker payudara dibanding bila mempunyai anak sebelum usia 20 tahun.

3. Mempunyai lebih dari satu anak dapat mengurangi risiko kanker payudara.

4. Setelah kehamilan, aktivitas menyusui dalam kurun waktu lama sekitar 1,5 - 2 tahun dapat mengurangi risiko kanker payudara.

5. Setelah seorang wanita melahirkan, risiko mengidap kanker payudara untuk sementara meningkat hingga beberapa tahun ke depan.

6. Pada anak yang mendapatkan menstruasi pertamanya di bawah usia 12 tahun berisiko lebih tinggi terkena kanker payudara

7. Wanita dewasa yang masa menopausenya lambat (lebih dari 55 tahun) berisiko lebih tinggi terkena kanker payudara

8. Para wanita menopause yang memiliki berat badan berlebih (obesitas) cenderung memiliki risiko kanker payudara yang lebih tinggi.

Selamat, Anda Memiliki Bayi Kembar!

Kabar bahwa Anda akan memiliki bayi kembar selalu merupakan sebuah kejutan. Tiba-tiba, semua hal yang telah dipersiapkan harus dikalikan dua: dua nama, dua set baju, dua gendongan, dua lemari, dua ayunan, dll. Namun, selain kegirangan bahwa Anda akan mendapatkan “bonus” bayi kembar, rasa ingin tahu dan kecemasan mungkin juga menyeruak mengenai kondisi yang luar biasa itu. Mengapa bisa kembar? Apa saja potensi risiko dari kehamilan kembar?
Istilah kehamilan kembar merujuk pada dua atau lebih bayi yang berbagi rahim yang sama dan biasanya terlahir pada hari yang sama. Ada dua jenis kehamilan kembar: kembar identik dan kembar fraternal.

Kembar identik

Kembar identik atau kembar monozigotik adalah hasil dari satu sel telur yang dibuahi oleh satu sperma untuk membentuk satu zigot yang kemudian membelah menjadi dua embrio. Mekanisme biologis yang mendorong pembelahan zigot menjadi dua embrio ini sampai sekarang masih misteri. Kedua embrio memiliki DNA yang sama dan selalu berjenis kelamin sama. Kedua embrio kemudian berkembang menjadi dua janin dalam rahim yang sama. Tergantung pada tahap di mana zigot membelah, kembar identik dapat berbagi kantung ketuban atau amnion yang sama (monoamniotik) atau tidak (diamniotik). Kembar identik diamniotik dapat berbagi plasenta yang sama (monokorionik) atau tidak (dikorionik). Semua kembar monoamniotik adalah monokorionik. Zigot yang membelah pada tahap awal akan menjadi kembar diamniotik dan dikorionik (“di-di“). Pembelahan zigot antara 4 sampai 8 hari setelah pembuahan biasanya menghasilkan kembar monokorionik-diamniotik (“mono-di“). Pembelahan antara 8 sampai 12 hari setelah pembuahan biasanya akan menghasilkan kembar monokorionik-monoamniotik (“mono-mono“) . Pembelahan setelah 12 hari dari pembuahan biasanya akan menghasilkan kembar siam.

Kembar fraternal

Kembar fraternal atau kembar non-identik terjadi ketika ketika ibu melepaskan dua telur yang dibuahi oleh dua sperma yang berbeda. Dua telur tersebut kemudian membentuk dua zigot– sehingga juga disebut kembar dizigotik– yang berkembang menjadi embrio dengan plasenta sendiri-sendiri. Kedua embrio berkembang menjadi janin yang mungkin berjenis kelamin sama atau berbeda. Dua pertiga dari semua kelahiran kembar fraternal berjenis kelamin sama dan sepertiga berjenis kelamin berbeda. Selama kehamilan, janin selalu memiliki dua plasenta dan dua kantung ketuban yang terpisah. Namun, terkadang saat lahir plasenta dapat terlihat seperti sebuah plasenta yang besar, karena setelah ditanamkan berdekatan satu sama lain keduanya menjadi seperti menyatu. Bayi kembar fraternal sebagian besar memiliki setengah genom yang sama, kadang lebih, kadang kurang. Itulah mengapa sebagian kembar fraternal lebih mirip satu-sama lain dan sebagian lain tidak. Mereka memang hanya dua saudara kandung yang kebetulan berbagi rahim yang sama pada waktu yang sama!
Pada kasus kembar fraternal yang sangat jarang, dua telur dibuahi pada waktu yang berbeda melalui dua atau lebih hubungan seksual, baik dalam satu siklus menstruasi (superfecundation) atau, lebih jarang, dalam kehamilan (superfetation). Hal ini dapat menyebabkan seorang wanita mengandung bayi kembar fraternal dengan ayah yang berbeda (yang merupakan setengah saudara kandung).

Angka kejadian

Kembar identik lebih jarang terjadi dibandingkan kembar fraternal. Sekitar dua pertiga dari semua kelahiran kembar adalah fraternal. Kembar identik terjadi pada sekitar 4 dari setiap 1.000 kelahiran, sedangkan kembar fraternal terjadi pada tingkat yang berbeda pada kelompok etnis yang berbeda dan pada usia ibu yang berbeda. Wanita yang lebih muda (di bawah usia 20) lebih sedikit memiliki kembar fraternal (sekitar 3 dari 1.000 kelahiran), sementara wanita usia 35 sampai 40 memiliki sekitar 14 dalam 1.000 kelahiran. Setelah usia 40, kejadiannya menurun lagi. Secara umum, angka kejadian kembar fraternal lebih tinggi dalam beberapa tahun terakhir, terutama dengan meningkatnya penggunaan obat kesuburan yang menyebabkan ovulasi ganda.
Kadang-kadang kehamilan kembar dapat melibatkan lebih dari dua janin, misalnya kembar tiga atau empat. Sebelum adanya obat perangsang ovulasi, kembar tiga jarang terjadi (sekitar 1 dari 8000 kelahiran) dan kembar lebih dari 3  sangat jarang sehingga nyaris tidak pernah terdengar. Kembar tiga identik adalah kondisi yang langka sekali. Kembar tiga non-identik (fraternal) atau kombinasi dua kembar identik dengan bayi ke-3 yang non-identik adalah kondisi yang lebih umum.
Pada umumnya, wanita hanya melepaskan satu sel telur di setiap ovulasi. Pada wanita tertentu, lebih dari satu sel telur dilepaskan dalam satu ovulasi, sehingga menyebabkan kembar fraternal. Studi menunjukkan bahwa kecenderuangan ini diwariskan dalam keluarga. Kemampuan untuk memiliki kembar fraternal diwariskan kepada seorang wanita dari ibu atau neneknya (baik dari sisi ayah atau ibunya). Oleh karena itu, jika Anda memiliki kehamilan kembar fraternal, Anda dapat mewariskan bakat genetik itu ke anak atau cucu perempuan Anda. Kembar fraternal juga lebih umum pada kelompok etnis Afrika dibandingkan etnis Asia atau Eropa. Berbeda dengan kembar fraternal, kembar identik dianggap sebagai kekhasan alami dan bukan merupakan sifat yang diwariskan dalam keluarga. Angka kejadian kembar identik cukup konstan di seluruh dunia, di semua kelompok etnis dan kelompok usia.

Risiko kehamilan kembar

Meskipun merupakan fenomena alami, kehamilan kembar dianggap berisiko tinggi. Kehamilan kembar harus dipantau dengan hati-hati selama kehamilan, terutama dalam tiga bulan terakhir. Beberapa risiko yang dapat terjadi adalah:
  • Janin lebih kecil. Janin kembar cenderung lebih kecil dibandingkan janin tunggal. Kembar fraternal cenderung berkembang lebih baik daripada kembar identik karena kembar fraternal selalu memiliki kantung ketuban sendiri, sehingga tidak bisa “mencuri” makanan dari kembar lainnya (seperti yang kadang-kadang terjadi pada kembar identik yang berada dalam kantung ketuban yang sama). Jika Anda memiliki kehamilan kembar, pastikan bahwa kehamilan Anda dipantau oleh dokter spesialis agar pengukuran janin Anda dapat secara akurat diambil setiap bulan. Jika janin tidak berkembang dengan baik, mungkin perlu pengawasan intensif di rumah sakit dan jika janin terlalu berisiko bila terus berada di rahim Anda, persalinan dengan pembedahan mungkin harus dilakukan.
  • Peningkatan risiko prematuritas. Karena ukuran rahim yang terbatas, kehamilan kembar sangat berpeluang untuk berakhir secara prematur. Rata-rata usia kehamilan kembar adalah 34-37 minggu. Secara khusus, ada risiko kelahiran prematur spontan yang tinggi pada kehamilan kembar jika sang ibu pernah melahirkan prematur spontan pada kehamilan tunggal sebelumnya. Sebagaimana diketahui, kelahiran prematur dapat memiliki berbagai konsekuensi kesehatan pada bayi.
  • Risiko kelainan bawaan yang lebih tinggi (2-4 kali dari kehamilan tunggal). Insiden cerebral palsy pada bayi kembar dua adalah 1-1,5% dan kembar tiga adalah 7-8%.
  • Risiko komplikasi kehamilan yang lebih tinggi, seperti hiperemesis gravidarum, polihidramnion, pra-eklampsia, anemia, perdarahan antepartum. Kembar monoamniotik atau monoamniotik-monokorionik dapat menyebabkan komplikasi kehamilan. Misalnya. tali pusar dari kembar monoamniotik dapat terbelit sehingga mengurangi atau mengganggu suplai darah ke janin. Kembar monokorionik dapat mengembangkan kondisi di mana darah yang mengalir dari plasenta ke masing-masing janin tidak proporsional satu sama lain sehingga menyebabkan sindrom transfusi kembar-ke-kembar. Kadang-kadang salah satu janin kembar gagal untuk berkembang sepenuhnya dan terus menimbulkan masalah bagi kembarannya yang masih hidup. Satu janin bertindak sebagai parasit terhadap yang lain.
  • Risiko komplikasi persalinan yang lebih tinggi, seperti malpresentasi, vasa previa, prolaps tali pusat, abruptio plasenta, belitan tali pusar, perdarahan postpartum.
  • Risiko kematian perinatal yang lebih tinggi, yaitu 5 kali lebih tinggi untuk bayi kembar dua dan 6 kali untuk kembar tiga, dibandingkan dengan bayi tunggal. Angkanya lebih tinggi untuk kembar monokorionik daripada kembar dikorionik.
Tantangan kehamilan kembar tidak berakhir dengan kelahiran. Keterlambatan bicara, masalah kognitif dan motorik, masalah perilaku dan kesulitan interaksi orangtua-anak tampaknya lebih umum pada anak kembar. Belum lagi konsekuensi keuangan, sosial dan emosional dalam merawat bayi kembar.
Kehidupan sehari-hari anak kembar memang menyenangkan untuk disaksikan, saat mereka tumbuh bersama dengan kelucuan-kelucuannya. Namun, perawatan anak kembar juga membutuhkan organisasi yang efisien. Tak lama setelah lahir, Anda hampir selalu disibukkan sepanjang waktu. Merawat satu bayi saja sudah repot, apalagi dua bayi sekaligus. Belum lagi perawatan untuk kakak-kakaknya (bila ada) dan komitmen lain. Banyak ibu yang berasumsi bahwa mereka dapat mengatasi kerepotan ini tanpa bantuan tetapi kemudian menyadari bahwa mereka kewalahan. Inilah masa-masa di mana Anda perlu melibatkan suami dengan pembagian kerja yang jelas dan menerima uluran bantuan dari pengasuh anak, ibu, kerabat dan pihak lainnya. Menimba pengalaman dari mereka yang telah lebih dulu memiliki bayi kembar juga merupakan gagasan yang tidak boleh Anda lewatkan.

Apakah Stretch Mark ???

Stretch mark (tanda regangan) adalah guratan kulit berpola memanjang tidak beraturan. Garis-garis tersebut bervariasi panjangnya dari beberapa milimeter sampai belasan centimeter. Sebagaimana diketahui, kulit terdiri dari tiga lapisan utama:
  • Epidermis: lapisan luar kulit yang melindungi bagian dalam tubuh dan terdiri dari lapisan sel datar.
  • Dermis: lapisan pendukung kuat di tengah yang memberikan kekencangan dan fleksibilitas kulit.
  • Subkutis atau hipodermis: lapisan dalam kulit yang terdiri dari jaringan lemak dan ikat.
Stretch mark terjadi ketika lapisan dermis teregang melebihi daya fleksibilitasnya dalam waktu singkat. Akibatnya, dermis pecah sehingga membentuk stretch mark. Stretch mark sebenarnya hanya kerutan kulit, hanya  lapisan dermis yang terpengaruh sedangkan lapisan epidermis di atasnya tetap utuh.
Stretch mark dapat hadir di mana saja pada tubuh Anda, tetapi yang paling lazim adalah di tempat-tempat di mana lemak tersimpan atau di bagian kulit yang sering teregang. Tempat yang paling umum adalah perut (terutama dekat pusar), payudara, lengan atas, lengan bawah, punggung, paha, pinggul dan pantat. Selain mengganggu penampilan, stretch mark tidak berisiko kesehatan.

Penyebab

Stretch mark biasanya disebabkan oleh pembesaran tubuh yang membuat kulit meregang. Hormon-hormon tertentu juga berperan dalam pembentukannya. Berikut ini adalah beberapa penyebab umum.
  • Kehamilan: selama kehamilan, dinding perut meregang untuk menampung rahim yang membesar. Stretch mark biasanya mulai terbentuk di trimester kedua kehamilan pada sekitar 50% ibu hamil.
  • Obesitas: kenaikan berat badan menyebabkan penumpukan lemak yang berlebihan sehingga meregangkan kulit.
  • Pubertas: selama pubertas, ada peningkatan simpanan lemak dan luas permukaan tubuh yang disebabkan oleh aktivitas hormon pertumbuhan. Sekitar 70% remaja putri berusia 10-16 tahun terpengaruh, sementara hanya 40% remaja putra berusia 14-20 tahun yang terpengaruh.
  • Sindrom Cushing: penyakit gangguan sekresi hormon adrenalin ini menyebabkan obesitas yang meregangkan kulit.
  • Binaraga: peregangan kulit diakibatkan oleh pembesaran ukuran otot.
  • Edema: edema adalah pengumpulan cairan di ruang antar sel yang dapat terjadi di semua bagian tubuh. Edema karena penyakit ginjal dan hati dapat meregangkan kulit perut.
  • Berat badan: kenaikan atau penurunan berat badan yang cepat.
  • Krim atau lotion kortikosteroid: obat-obatan kortikosteroid yang digunakan untuk mengurangi peradangan di kulit dapat mengurangi jumlah kolagen di kulit. Kolagen adalah sejenis protein di dermis yang diperlukan untuk menjaga kelenturan kulit. Kekurangan kolagen meningkatkan risiko pembentukan stretch mark.
  • Lain-lain: semua kondisi yang menghambat hasil sintesis kolagen di kulit.

Pengobatan

Kerutan stretch mark cenderung memudar sendiri dari waktu ke waktu. Pada remaja, pengobatan stretch mark tidak diperlukan karena pada akhirnya akan menghilang sepenuhnya. Beberapa pengobatan berikut dapat mempercepat proses pemudaran stretch mark:
  • Krim dan salep. Ada banyak krim dan salep yang mengklaim dapat menghilangkan stretch mark. Obat-obatan kulit itu mahal dan umumnya tidak menghilangkan stretch mark sepenuhnya. Bahan aktif yang digunakan antara lain adalah sintetis vitamin A (retinol) yang bekerja menghambat degradasi kolagen di dermis.
  • Terapi laser. Teknik laser yang disebut fractional laser resurfacing digunakan untuk membuat luka mikroskopis di kulit sehingga memancing pembentukan kolagen dan epidermis. Efektivitas terapi laser yang mahal ini juga masih belum diyakini sepenuhnya dan seringkali hanya memberikan perbaikan sementara dan tidak menghilangkan stretch mark sepenuhnya.
Pengobatan tradisional dengan krim lidah buaya, vitamin E, minyak biji mete, minyak lavender dll banyak dianjurkan untuk perawatan stretch mark. Namun, efektivitasnya diragukan.

Pencegahan

Cara terbaik untuk menghadapi stretch mark adalah mencegahnya. Stretch mark dapat dicegah dengan menghindari terjadinya peregangan kulit dan defisit kolagen:
  • Selama kehamilan, gunakanlah stagen di sekitar perut untuk mendukung beban rahim. Usahakan untuk mendapatkan kenaikan berat badan dalam rentang yang dianjurkan dan secara bertahap.
  • Hindari perubahan berat badan yang drastis dan pertumbuhan otot yang berlebihan.
  • Jangan menggunakan obat-obatan kulit kortikosteroid dalam waktu lama.

Sejak hamil hingga usai melahirkan, tubuh wanita mengalami perubahan yang sangat hebat. Terutama setelah melahirkan normal, tubuh akan mengalami perubahan untuk menyesuaikan diri kembali ke keadaan sebelum hamil. Menurut dr Suririnah, dalam bukunya, Buku Pintar Merawat Bayi 0-12 Bulan, periode pascapersalinan ini akan terjadi selama 6 minggu pertama usai melahirkan. Kebanyakan wanita akan merasakan ketidaknyamanan. Penting untuk para wanita mengetahui hal-hal apa saja yang kemungkinan akan ia rasakan pada periode tersebut untuk mengantisipasi agar tak terlalu terkejut saat menjalaninya.

1. Episiotomi (pengguntingan di daerah perineum)
Bila mendapat episiotomi, Anda akan mengalami rasa nyeri di daerah perineum (antara vagina dan anus). Jahitan, robekan, atau luka yang terasa sangat tidak nyaman. Sebaiknya terus menjaga daerah tersebut tetap bersih dan kering dengan mengganti pembalut beberapa kali sehari.

2. Cairan yang keluar dari vagina
Lokia adalah sebuah kondisi perdarahan usai proses persalinan, baik normal maupun caesar. Perdarahan ini mirip menstruasi, namun keluar lebih banyak di hari-hari usai persalinan dan secara bertahap jumlahnya akan berkurang. Lokia umumnya terjadi sekitar 2-3 minggu atau lebih dari 6 minggu usai persalinan. Hal ini adalah keadaan yang normal dan merupakan cara tubuh secara alamiah mengeluarkan sisa darah, lendir, dan sisa jaringan yang tertinggal di dalam rahim.

3. Rasa sakit seperti menstruasi
Usai proses persalinan, akan terasa kram pada perut seperti yang terjadi saat menstruasi. Hal ini terjadi karena ada semacam kontraksi untuk mengembalikan rahim ke ukuran dan bentuk semulanya, dan membantu otot rahim menekan pembuluh darah yang terbuka akibat pelepasan plasenta dari dinding rahim. Rasa kram ini akan meningkat beberapa saat setelah persalinan sampai beberapa hari, juga pada saat memberi ASI, karenya saat menyusui akan merangsang hormon oksitosin yang berfungsi dalam kontraksi rahim. Jangan menahan kencing karena kandung kemih yang penuh bisa menyebabkan rahim tak berkontraksi efisien.

4. Wasir
Wasir (hemoroid) seringkali timbul saat kehamilan dan biasanya menghilang tanpa pengobatan usai persalinan. Wasir terbentuk karena pembesaran vena di bagian bawah rektum dan anus. Cegah agar tak terjadi sembelit dengan mengkonsumsi makanan tinggi serat dan minum yang cukup.

5. Payudara yang mengencang dan membesar
Dalam dua hari pertama usai persalinan, payudara akan menghasilkan kolostrum, cairan berwarna kekuningan, yang kaya akan nutrisi untuk bayi. Pada saat ini, payudara akan terasa mengencang dan membesar. Pilihlah bra khusus ibu menyusui yang nyaman dan bisa membantu mempermudah proses menyusui.

6. Rambut rontok
Selama kehamilan, tubuh mengalami perubahan hormon yang cukup banyak. Karena pengaruh hormon tersebut, rambut tumbuh lebih banyak dan lebih kuat. Namun, setelah persalinan hingga 6 bulan setelahnya, tubuh akan membuang kelebihan rambut tersebut dan kembali ke keadaan semula.

7. Berat badan

Seusai proses persalinan, berat badan akan berkurang 5-7 kg dan dalam minggu pertama, berat badan akan mengurangi 1-3 kg lagi dari timbunan cairan yang terjadi selama kehamilan. Jumlah penurunan berat badan tergantung berapa banyak pertambahan berat badan Anda selama kehamilan.

8. Menstruasi
Untuk ibu yang memberi susu formula kepada bayinya, menstruasi akan mulai kembali pada 6-8 minggu setelah proses persalinan. Bagi yang memberi ASI eksklusif, menstruasi tak akan terjadi sampai beberapa bulan. Walau menstruasi tidak terjadi, selalu ada kemungkinan untuk terjadi kehamilan, karena produksi sel telur tak pernah bisa ditentukan.

9. Stres inkonsistensia urin (tak dapat menahan air kencing)

Jika saat kehamilan Anda sudah merasakan kesulitan mengkontrol buang air kecil, biasanya akan mengalami kesulitan yang sama usai persalinan. Bagi beberapa wanita hal ini akan terjadi sementara, namun bagi sebagian wanita lainnya, hal ini bisa jadi menetap. Hal ini bisa dibantu diatasi dengan latihan kegel selama kehamilan.

10. Seks usai jahitan
Karena adanya perdarahan dan jahitan, kemungkinan untuk bisa kembali melakukan hubungan seksual adalah sekitar 4-6 minggu usai persalinan. Kebanyakan wanita akan merasa tak nyaman, sebaiknya bicarakan dengan pasangan mengenai hal ini agar ia tak merasa ditolak. Komunikasi secara terbuka diperlukan untuk menjaga hal ini. Kehamilan bisa terjadi pada masa ini. Bicarakanlah pada dokter Anda untuk metode penundaan kehamilan usai persalinan ini.